Photobucket Photobucket

Sabtu, 14 Mei 2011

LEBIH DEKAT DENGAN KOTA SAMARINDA

Kebun Raya dan Shiratal Mutaqiem di Borneo

Borneo. Pulau ini sejak dahulu kala telah menjadi legenda para petualang dan penjelajah samudra. Lebatnya hutan belantara dan jumlah jenis tumbuhan yang tiada bandingnya di Borneo konon menjadikannya sebagai kawasan hutan tropis terbaik dan terkaya di dunia. Keangkeran dan ganasnya binatang buas di pulau yang lebih dikenal dengan nama Kalimantan itu telah menjadi latar cerita bagi banyak penulis dan pembuat film, baik dalam maupun luar negeri. Kedasyatan Borneo seharusnya jadi peluang kepariwisataan yang tiada ternilai harganya bagi pemilik negeri ini, Indonesia.

Berkenaan dengan program nasional Visit Indonesia Year 2009, kita coba telusuri lebih dekat obyek-obyek wisata yang bisa dikunjungi di pulau ini. Salah satunya adalah kawasan wisata di Provinsi Kalimantan Timur, tepatnya di Kota Samarinda dan sekitarnya. Kota Samarinda adalah Ibukota Provinsi Kalimantan Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Kartanegara. Kota Samarinda dapat dicapai dengan perjalanan darat, laut dan udara. Dengan Sungai Mahakam yang membelah di tengah Kota Samarinda, yang menjadi gerbang menuju pedalaman Kalimantan Timur. Di Kota Samarinda, terdapat banyak obyek wisata budaya, fauna dan flora. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.

Kebun Raya Unmul Samarinda

Kebun Raya Unmul Samarinda merupakan Hutan Pendidikan dan Kebun Botani. Kebun Raya ini adalah salah satu obyek wisata bernuansa alami yang memiliki beberapa karakteristik. Apalagi saat ini, Hutan Pendidikan ini telah dikembangkan. Areal seluas 62,4 Ha dibuat menjadi Arboretum Hutan Buatan yang meliputi : Hutan Alam, Hutan Tanaman Daun Lebar, Hutan Tanaman Konifer, Kebun Bunga, Kebun Buah, Kebun Palma dan Kebun Bambu. Sedangkan sisanya 238,6 Ha masih berupa Hutan Sekunder yang sedang menjalani proses suksesi menuju kondisi klimaks sebagai Hutan Alami.

Berbagai sarana yang terdapat di lokasi : kolam memancing, sepeda air, restauran, penangkaran satwa (burung hutan tropis, payau, buaya muara, orang utan, dan lain lain). Fasilitas yang tersedia : kamar mandi/WC, kamar ganti yang dilengkapi locker, area parkir, panggung hiburan, pendopo, camping ground. Selain sebagai tempat rekreasi juga sebagai tempat olah raga jogging yang sehat, karena udara yang bersih, dengan terpeliharanya vegetasi di sekitarnya. Lokasi obyek wisata ini sekitar 12 km dari arah utara Kota Samarinda, dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua/empat.

Kawasan Wisata Budaya Pampang

Kawasan Wisata Budaya Pampang terbentuk akibat perpindahan suku Dayak Kenyah dari Apokayan Kabupaten Bulungan melalui Muara Wahau, Long Segar, Tabang, Long Iram Kabupaten Kutai pada tahun 1967. Eksodus bertahap terjadi dalam kelompok-kelompok (sekitar 35 KK) bergerak dari utara menuju selatan hingga pada tahun 1973-an. Mereka mulai merintis kehidupan baru di wilayah Pampang, Kelurahan Sungai Siring Kecamatan Samarinda Utara, lebih kurang 25 km dari pusat Kota Samarinda. Lokasi ini dapat dicapai dengan kendaraan umum trayek Pasar Segiri – Sungai Siring.

Pampang merupakan alternatif bagi wisatawan yang ingin melihat/menyaksikan kehidupan budaya suku pedalaman khususnya Dayak Kenyah. Terutama bagi turis yang memiliki kesempatan/waktu terbatas, dan tidak bisa berkunjung langsung ke daerah pedalaman, tempat asli suku tersebut. Di tempat ini pula dapat disaksikan atraksi kesenian : kancet punan letto, kancet lasan (gong), tari hudoq, tari manyam tali, kancet nyelama sakai, tari pemung tawai, tari burung enggang, tari leleng.

Pelas Tahun

Upacara Pelas Tahun di Pampang merupakan kegiatan budaya yang dilakukan oleh masyarakat Dayak Kenyah sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan anugerah berupa panen dari hasil pertanian masyarakat. Dalam upacara ini dapat disaksikan berbagai tarian yang ditampilkan masyarakat Dayak Kenyah. Kegiatan bernuansa keagamaan tradisional tersebut digelar pada minggu ketiga setiap bulan Juni di Desa Budaya Pampang – Samarinda.

Air Terjun Tanah Merah

Air terjun dengan ketinggian 15 meter ini, lokasinya lebih kurang 14 km dari pusat kota di Dusun Purwasari. Lokasi wisata ini sangat ideal untuk rekreasi keluarga. Fasilitas yang tersedia di sana antara lain pendopo istirahat, tempat berteduh dengan pohon-pohon peneduh, warung, serta areal parkir yang luas. Untuk menuju lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda 2/4. Bagi yang menggunakan angkutan umum, dari Pasar Segiri ke Sungai Siring, kemudian berhenti di simpang tiga menuju Air terjun Tanah Merah.

Masjid Sirathal Mutaqiem

Obyek yang satu ini menyajikan daya tarik wisata religi. Masjid Sirathal Mutaqiem terletak di Samarinda seberang. Masjid ini mendapat predikat juara II dalam festival masjid bersejarah di Indonesia. Bangunan masjid seluruhnya menggunakan kayu, dengan usia bangunan cukup tua, sudah berumur ratusan tahun. Menurut hikayatnya, nama Sirathal Mutaqim diberikan kepada mesjid ini karena sebuah masjid dipandang sebagai jalan lurus menuju ridho Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa.

Hingga saat ini, bangunan beserta area sekitarnya menjadi cagar budaya dan masih tetap bertahan seperti aslinya di tengah-tengah alam modern. Untuk menuju ke lokasi ini dari Kota Samarinda menggunakan kendaraan angkutan kota dengan Trayek Pelabuhan Samarinda menuju Samarinda seberang. Pengunjung juga dapat mencapainya menggunakan kendaraan roda dua atau ojek motor.

Tepian Mahakam

Sungai Mahakam merupakan sungai yang mengitari sebagian besar wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, dan Kota Samarinda. Aktivitas sosial, budaya, dan perekonomian masyarakat Samarinda dapat kita saksikan di seputaran sungai tersebut. Seperti pemanfaatan sungai sebagai sarana transportasi untuk angkutan penumpang, barang, dan hasil bumi yang diperdagangkan antar pulau. Banyak juga komoditi dari wilayah yang dialiri sungai Mahakam yang diekspor ke mancanegara melalui pelabuhan Samarinda. Kegiatan lainnya berupa pemanfaatan sungai untuk mendukung kehidupan sosial sehari-hari nelayan, pedagang, ibu rumah tangga, pembuat kapal tradisional, dan lain lain.

Bila malam hari dapat pula disaksikan dan dinikmati jagung bakar, dan beberapa warung makan lainnya di sepanjang bantaran Tepian Mahakam. Lokasi ini tepatnya berada di jantung Kota Samarinda, dapat dijangkau dari segala arah.

Kerajinan Sarung Samarinda

Lokasinya di Samarinda Seberang yang dikenal sebagai Pusat Kerajinan Sarung Samarinda. Kerajinan Tenun Sarung ini mulanya dibawa oleh pendatang Suku Bugis dari Sulawesi Selatan yang berdiam di sisi kiri Mahakam. Hampir di setiap perkampungan suku Bugis di seputaran jalan Pangeran Bendahara, di Kelurahan Mesjid dan Baqa, dapat dilihat pengrajin Sarung Samarinda. Untuk menuju lokasi kerajinan, pengunjung dari Kota Samarinda biasanya menggunakan kendaraan angkutan kota dengan trayek Pelabuhan Samarinda – Samarinda seberang. Bagi yang tidak ingin repot bertanya kanan-kiri, dapat menggunakan kendaraan ojek motor. (Dinas Pariwisata Kota Samarinda)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar